CINTA DALAM DIAM
“Jika cinta adalah sebuah kejujuran hati,
mengapa masih banyak orang mendustakannya? Bukankah kejujuran hati yang
didustakan akan membawa penyesalan di kemudian hari?”
Seorang siswi berkerudung yang manis berjalan
dikoridor sekolahnya, ya dia shasha dengan menenteng sebuah stopmap berwarna
hijaunya dia berjalan dengan riangnya. Namun saat melewati koridor kelas 12
nampaklah seorang lelaki yang tinggi dan tampan menurut dia,yang sedang
terduduk manis dengan laptop kesayangannya. Dia adalah sesorang yang membuat
hati shasha selalu bergetar, dia juga sering membuat shasha ragu, ragu akan
perasaan yang dianugrahi Allah SWT. Suatu perasaan yang selalu dialami semua
orang didunia ini. Ya cinta, tapi shasha tak pernah yakin apakah ini cinta atau
hanya sekedar nafsunya saja.
Dia sesorang yang selalu membuat shasha menggoreskan
pena di buku diary kesayangannya, semua goresan pena yang berisikan kegundahan
hatinya. Terkadang hal yang terburuk adalah membuat shasha menitikkan air mata
di pipinya itu. Banyak selipan-selipan doa yang ia ungkapkan
dilembaran-lembaran kertas itu.
Perlahan langkah shasha mulai gontai
dia tak berharap menatap mata seseorang
itu, namun terbesit juga difikirannya dia menginginkan sapaan lembut dari bibir
seseorang itu. Namun shasha ragu apakah semua itu akan jadi kenyataan?
Brugh !!! shasha meletakkan tasnya di kursi,
dia duduk di meja nomor 2 didepan meja guru.
“pagi shasha!” suara yang mengagetkannya
“ha? Iya pagi juga” sapanya lesu
“hey kenapa kamu ini? pagi-pagi mukamu sudah
ditekuk seperti itu” tanya seseorang wanita dengan kacamata ya dia adalah santi,
seseorang sahabat yang selau menemani shasha saat suka maupun duka.
“san, aku tadi lihat t0ower (sebutan rahasia)
tapi dia kelihatan gak peduli gitu, sapa aja engga” jawab shasha dengan muka
murungnya,
“alah jangan sedih gitu mugkin dia gak tau kalau
kamu lewat,udah jangan dipikirin. Kedepan kelas yuk, duduk sama temen-temen oke
! senyum donk? “ bujuknya
“hem,,, baiklah” jawab shasha dengan
menyimpulkan sedikit senyumannya.
Hari ini adalah hari liburan, yah shasha telah
naik ke kelas XI ipa tentunya dengan peringkat 1 di kelasnya, dia memang siswi
pandai di kelas X3 dulu.
Brugh ! suara hempasan tubuh shasha di
kasurnya. Perlahan dia menatap layar hp nya. Tak ada apa” 1 pesan dari seseorang
itu pun tak ada.
“huahh... hari ini bener* bosen,sepi,bener*
hampa. Perlahan shasha mulai membangkitkan tubuhnya menuju meja belajar,
membuka laci dan mengambil sebuah catatan kecil yang gak lain adalah diary
kesayangannya.
“dear...
Saya benar-benar RINDU? Kamu?? Bisakah
telefon atau sms,tolong dengan alasan apapun dengan bahasan apapun saya akan
senang. Kumohon Ya Rabb, ijinkanku dengar & mendapat salamnya lagi.
Mengetahui apa maksud dibalik itu.
Ya Allah, jika nanti aku lelah dan tak
berdaya& hendak pergi,adakah yang menahanku untuk tetap berdiri untuknya?
Sia” kah jalan yang kutempuh?
Perlahan air mata turun menyusuri
pipinya dan jatuh di selembar kertas itu, perlahan badannya melemas dan
merengkuh buku diarynya. “Oh tuhan... bagaimana aku bisa tau semua yang Engkau
isyaratkan? Dan dengan semua ini? Dan selama ini? Aku tetap berdiri menantinya
untuk mengetahui betapa rapuhnya aku yg masih tetap berdiri menanti dirinya.? “
Semua kenangan itu membuat ia tersadar bahwa
dia memang membutuhkan seseorang itu, seseorang yang selalau dipanggilnya TWLL.
Disaat dia membonceng laki-laki itu, saat rintik hujan itupun mereka bersama
menikmati tetes demi tetes air hujan yg membasahinya dan betapa perhatiannya
twll saat itu, dan semua kenangan lainnya yang terkadang membuat dia merasa
inikah isyarat itu?
Perlahan hatinya mulai tegar kembali, dia
tetap percaya bahwa Allah SWT akan memberinya jawaban. Tapi kapan jawaban itu
datang? Dan akankah jawaban itu benar-bnar ada untuknya?
Tapi apalah daya seorang manusia, dia hanya
bisa menanti,berdo’a dan berusaha sekuat yang ia bisa. Perlahan dia
mengembangkan senyumannya saat melihat sms* dari semua teman*nya...
Ya.... sangatlah beruntung shasha saat yang
paling menyedihkan baginya masih ada sahabat* yang selalu menemani dan memberi
semangat untuknya.
“ya...aku kuat dan aku pasti bisa!”
semangatnya dengan senyuman yang mengembang.
Pagi mulai datang, setitik cahaya menerpa
wajahnya. Hari ini adalah hari yag ceria baginya, karena tadi mlam dia mimpi
indah tentang TWLL sebuah anugrah dari Allah SWT yang sangat berharga untuknya,
walau hanya maya tapi dia selalu berdo’a jika semua mimpi* indah itu akan
menjadi kenyataan.
Dan sebuah mimpi itu membuat shasha kembali
bersemangat untuk harinya, walau ia masih mempunyai sebuah pertanyaan besar
yang belum bisa terjawab. Sebuah perasaan yang slalu mengganjal hari-harinya
untuk terus tersnyum. Tapi dia selalu menyingkirkan fikiran-fikirsn yang tidak
diridhoi Allah SWT yaitu adalah perasaan yang suudzon.
Dan semua kenangan itu ya semua kenangan manis
itu selalu ia kenang dan ia bingkai di dalam hatinya, perlahan dia melangkahkan
kakinya menuju meja belajarnya, dan ia buka lacinya masih sama dia menulis
semua isi hatinya,
“ya Allah, terimakaish atas nikmat Mu.
Walau hanya sebuah mimpi yang indah itu sangat berarti untukku. Terimakasih
juga telah memberi semangat untukku aku tetap bertahan selama ini, aku akan
selalu menanti isyarat Mu yang lain Ya Rabb karena aku tak ingin mendahului Mu
untuk memberi akhir dari kisah cintaku ini. Aku hanya berharap semoga
penantian,perhatian,kesedihan,dan usahaku untuk bersamanya tak akan sia-sia,
aku selalu percaya kepada MU bahwa Engkau adalah Maha Adil. Ya Rabb selalu
berikanlah aku ketabahan untuk menjalani kisah cintaku ini, dan berikanlah
kesabaran untukku selalu. Kini aku tetap mencintaiya walau ia tak pernah tau
karena aku mencintainya dalam diam...”
Semuanya memang tergantung kepada Allah SWT
kita sebagai manusia hanya bisa berdoa’,berusaha,bertawakal,dan sabar. Hanya Allah
lah yang tau dan pasti Allah akan memberikan hal yang terbaik untuk shasha,
untuk membalas kesabaran hati shasha yang selalu tetap tegar menjalani
kehidupan ini. Kita tak pernah tau
bagaimana akhir dari kisah cinta ini. Kisah cinta seorang hamba Allah yang
mencintai seseorang dengan ketulusan hatinya, shasha mencintai TWLL karena
Allah...
The end...
Salam dari Penulis....
Puspita anggraeni...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar