Lima mahasiswa
Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA)Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil membuat salep luka bakar
dari lendir bekicot (Achatina fulica Ferussac).kelima mahasiswa tersebut,
Rekno, Wulan, Apriana Sandranuari, Rachma Trihani Praptiwi, Nuri Kiswandari,
dan Avi Nurul Makrifah tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa
Penelitian (PKM-P), dengan dosen pembimbing Asri Widowati MPd.
Rekno selaku ketua tim menjelaskan
penelitian tersebut dilakukan setelah mendapati kenyataan warga desa Tegal
Grudo, Mojayan, Klaten belum memanfaatkan bekicot secara optimal.padahal,
bekicot banyak terdapat di desa tersebut.bahkan sebagaian besar warga
menganggap bekicot tak lebih sebagai hama tanaman.
Memang,
selama ini bekicot dianggap sebagaian besar masyarakat sebagai hewan yang
menjijikan, tidak berguna.bekicot dianggap kurang memberikan kontribusi dalam
kehidupan manusia.itu sebab keberadaanya harus dibasmi.Padahal bila dikaji dan
diolah dengan baik, bekicot dapat memberi manfaat yang luar biasa untuk
kehidupan manusia.Daging bekicot misalnya, bisa dimanfaatkan bahan makanan
ternak dan sumber makanan alternatif.
Tak hanya itu, pemanfaatan bekicot
ternyata tidak berhenti sekedar sebagai barang konsumsi.bagian bekicoy yang
menjijikan, yaitu mucus, memiliki
manfaat yang besar.Kelima mahasiswa penelitian ini menemukan fakta menarik.Bahwa
sebagian kecil warga de desa Tegal Grudo,Mojayan, Klaten ternyata memanfaatkan mucus bekicot sebagai obat luka luar.
Pada saat mereka terluka,kata rekno,
mereka mengoleskan mucus bekicot pada
luka.eloknya luka tersebut lebih cepat kering.berdasarkan alasan tersebut kami
tertarik untuk mengembangkan penelitian tentang salep luka bakar dari bekicot
dan uji aktivitasnya sebagai anti bakteri dan uji aktivitasnya dalam membunuh
bakteri Pseudomonas aeruginosa, lanjutnya.
Bahan
Kimia
Di dalam mucus atau lendir bekicot
ternyata terdapat bahan kimia seperti achatin isolat, heparan sulfat, dan
calcium. achatin isolat bermanfaat sebagai anti bakteri dan anti
nyeri.sedangkan heparan sulfat bermanfaat dalam mempercepat proses penyembuhan
luka dengan membantu proses pembekuan darah.calcium berperan dalam hemostatis.”penelitian
ini menggunakan lendir bekicot sawah dan dilakukan uji aktivitasnya untuk
bakteri Pseudomonas aeruginosa.dalam ujian ini digunakan 3 variasi lendir
bekicot, yaitu 25%, 50%, 75%.pengujian dilakukan dengan teknik wall difuson.
Dari uji aktivasi maka salep luka
bakar lendir bekicot dibuat dengan menggunakan konsentrasi sebanyak 25%.berdasarkan
uji bakteri konsentrasi tersebut telah mampu menghambat aktivitas bakteri
Pseudomonas aeruginosa.jumlah salep yang dibuat dipenelitian ini adalah 100
gram dengan perbandingan lendir bekicot dengan 25 gram dan bahan campuran
pembuat salep yaitu vaselin sebanyak 75 gram.
Pembuatan salep dengan cara mencampurkan lendir dan vaselin
menjadi satu sampai tercampur menjadi homogen.setelah adonan salep tercampur
menjadi homogen, bahan salep diinkubasi dalam freezer kemudian didiamkan selama
24 jam.setelah itu salep lendir bekicot siap digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar